Recognizing this below icon???


Alhamdulillah, saya sudah 3 bulan bergabung dalam jurusan ini sejak Agustus 2011, sejak menyatakan diri untuk siap mengikuti serangkaian agenda ospek masuk Universitas Padjadjaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa saya begitu bahagia saat dinyatakan LOLOS dalam SNMPTN bulan Juni 2011 yang lalu sebagai mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, yang sudah saya dambakan semenjak kelas XI SMA.

Berkampus di Jatinangor, dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, merupakan sesuatu banget buat saya. Jauh sih.. tapi yaaa mau gimana lagi. Toh buat cari ilmu kan gak mengenal tempat kok. Ya kan? Ya kaliiiii :p

Di jurusan ini saya mendapatkan banyak teman. Dan yang lebih mengherankan lagi, mayoritas dari mereka berasal dari Jabodetabek. Mulanya, saya sempet mikir gini, "Hey, what the hell with HI sih? Kok banyak yang dari Jakarta?". Saya yakin pasti banyak juga teman-teman HI saya yang punya pertanyaan seperti itu di benaknya, tapi pertanyaan itu terlalu sulit kayaknya, soalnya nemu jawabannya aja susah. Jadi mau nanya juga males. Ya kan.

Cerita lucu kembali saya ingat akhir-akhir ini. Saya teringat ketika saya menduduki bangku kelas X SMA, di SMA Negeri 2 Cimahi, saya pernah ditugaskan oleh salah seorang guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk membuat sebuah karangan mengenai cita-cita di masa depan, dan kemudian kami diminta untuk tampil ke depan dan menceritakan karangan tersebut. Jelas, kalian semua pasti tahu bahwa masa SMA adalah masa yang penuh dengan lability remaja. "Baru saja masuk SMA, sudah ditanya cita-cita.", saya berpikir begitu. Jelas saya tidak tahu saya mau jadi apa sebenarnya. Singkat cerita, saya menulis dalam karangan saya, bahwa saya ingin menjadi seorang diplomat. PADAHAL nih ya, padahal... Saya sendiri... Nggak tahu apa diplomat itu sebenarnya.. Alasannya sih, cuma karena namanya keren aja, hahahahaha..

Diplomat adalah kata yang asal keluar aja dari otak. Bukan cita-cita masa kecil. Cita-cita masa kecil saya adalah dokter anak. Itu pun ikut-ikutan orang, soalnya dulu teman-teman saya banyak yang pengen jadi dokter. Hahahaha *please understand that i was or even WE were a child & children*

Kelas X berlalu, berganti kelas XI. Sudah mulai menemukan jalan seperti apa nantinya atas ketertarikan saya terhadap masalah-masalah sosial sejak saya duduk di bangku SMP bahkan SD. Dari dulu, saya selalu ingin tahu mengapa sebuah masalah sosial bisa terjadi, minimal masalah di Indonesia. Mulai SMP, wawasan lebih terbuka lebar, tak hanya fokus kepada masalah sosial, namun juga ada Politik, Ekonomi, dan Budaya.

Awal BANGET ketertarikan masuk HI itu kelas XI. Ketika itu, dalam mata pelajaran PKn, saya mempelajari tentang perjanjian internasional. NAH! itulah awal mula kenapa saya ingin masuk HI, karena saya tertarik dengan bab tersebut. Padahal, cuma berawal dari bab itu doang, tapi dampaknya bisa sampai sekarang.

Sebenarnya ada faktor X juga sih, kenapa saya pingin masuk HI. Hahahaha, ironis memang. Tapi emang ini kenyataannya. Alasannya adalah, gak ada satupun mata pelajaran IPA yang saya suka, padahal saya adalah anak IPA. Thanks.

Sedikit menemui hambatan saat SNMPTN, karena saya notabene adalah anak IPA, bukan anak IPS, jadi otak selalu membayangkan kesulitan anak IPA yang hendak masuk jurusan IPS. Namun, selama kelas 3, selain mempelajari mata pelajaran IPA untuk Ujian Nasional, saya juga mempelajari semua pelajaran IPS SMA, dari kelas X sampai XII. Semua tujuan bisa dicapai kalau kita pake perjuangan, men. So, saya berusaha buat gak ngejadiin semua ini beban, selama tujuan saya masih harus dicapai :)

Dan alhamdulillah nya, apa yang saya cita-citakan, apa yang saya upayakan selama bertahun-tahun, berbulan-bulan, berbuah sesuatu yang sudah sepatutnya saya syukuri. Dan saya sadari bahwa ini bukanlah target saya yang sebenarnya, karena di sini saya masih harus berjuang untuk mencari-cari apa target saya yang sesungguhnya,and achieve the best achievement of my life then. Meski pada kenyataannya, Hubungan Internasional tidak selalu menghasilkan diplomat, dan diplomat tidak selalu berasal dari Hubungan Internasional, namun saya berharap HI Unpad-lah yang akan menjadi tempat saya belajar, bukan hanya belajar tentang ilmu yang melekat pada HI, namun lebih dari itu, belajar kehidupan.

My grateful toward getting HI, which is not my inappropiate major :)